musicpromote.online Sawahlunto International Music Festival atau SIMFes tahun ini tampil berbeda. Acara ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga ruang belajar dan kolaborasi lintas budaya. Melalui SIMFes, Sawahlunto ingin memperkuat karakter kota sebagai warisan dunia yang hidup.
Wakil Wali Kota Sawahlunto, Jeffry Hibatullah, menyampaikan bahwa festival ini menjadi sarana penting untuk menghidupkan kembali musik etnik Minangkabau. Ia mengatakan, musik tradisional memiliki nilai sejarah yang besar dan perlu terus dikenalkan kepada generasi muda.
“SIMFes kini menjadi ruang belajar dan panggung interaksi budaya yang mengenalkan kembali sejarah musik etnik Minangkabau kepada generasi muda,” ujar Jeffry. Ia menambahkan, festival ini menjadi simbol semangat Sawahlunto dalam melestarikan budaya di tengah perkembangan zaman.
Kolaborasi Edukatif dan Kreatif
Tahun ini, SIMFes berkolaborasi dengan Manajemen Talenta Nasional (MTN). Kerja sama tersebut menghadirkan berbagai program edukasi seperti kelas sejarah musik, dialog kreatif, dan pelatihan langsung bersama pakar serta praktisi musik nasional.
Kegiatan ini menarik perhatian banyak pelajar dan komunitas muda. Mereka tidak hanya menonton pertunjukan musik, tetapi juga belajar tentang asal-usul dan filosofi musik tradisional. Dalam kelas dan diskusi, para peserta diajak memahami bagaimana musik etnik bisa beradaptasi dengan perkembangan industri kreatif.
Dengan pendekatan ini, SIMFes menjadi tempat tumbuhnya generasi muda yang kreatif dan bangga dengan akar budayanya. Banyak peserta mengaku pengalaman di festival ini membuka wawasan baru tentang cara menggabungkan musik tradisional dengan unsur modern.
Dukungan dari Pemerintah Pusat
Kesuksesan SIMFes mendapat perhatian dari pemerintah pusat. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memberikan Piagam Kharisma Event Nusantara (KEN) kepada penyelenggara dan komunitas Sawahlunto Youth Movement (SYM).
Piagam ini menjadi bukti pengakuan nasional atas kontribusi Sawahlunto dalam mengembangkan seni pertunjukan dan pariwisata berbasis budaya. Pemerintah pusat menilai bahwa festival ini tidak hanya mempromosikan musik, tetapi juga memperkuat citra Sawahlunto sebagai kota yang kreatif dan berdaya saing.
Utusan Khusus Presiden bidang Ekonomi Kreatif, Yovie Widianto, menilai bahwa SIMFes membawa tiga nilai utama: edukasi musik yang terstruktur, ruang ekonomi kreatif lokal, dan pemberdayaan seni masyarakat. Ia memuji inovasi pemerintah daerah yang mampu menghadirkan acara dengan dampak luas bagi masyarakat.
“Perlu diapresiasi dan didukung lebih lanjut bagaimana inovasi Sawahlunto menyelenggarakan festival musik yang tidak hanya bernilai seni, tetapi juga menghidupkan aspek edukasi dan ekonomi kreatif,” ujarnya.
Dampak Nyata bagi UMKM Lokal
Festival ini juga menjadi penggerak ekonomi kreatif di Sawahlunto. Melalui kolaborasi dengan Festival Batik Sumatera Barat, berbagai pelaku UMKM dilibatkan untuk memamerkan produk lokal seperti batik, kerajinan, dan kuliner khas daerah.
Selama festival berlangsung, area pameran UMKM ramai dikunjungi pengunjung. Mereka tidak hanya menikmati musik, tetapi juga membeli produk lokal. Menurut panitia, kegiatan ini memberikan dampak ekonomi nyata bagi masyarakat sekitar.
Para pelaku usaha kecil mengaku senang karena mendapat kesempatan mempromosikan produknya di panggung berskala nasional. Kerja sama antara seniman, pemerintah, dan pengusaha kecil menciptakan ekosistem ekonomi kreatif yang saling menguatkan.
Musik Etnik sebagai Warisan Hidup
Salah satu fokus utama SIMFes adalah pelestarian musik etnik Minangkabau. Festival ini menampilkan alat musik tradisional seperti saluang, talempong, dan rabab yang dibawakan dalam gaya baru tanpa menghilangkan esensinya.
Musisi muda juga diberi kesempatan tampil bersama maestro lokal. Mereka berkolaborasi menggabungkan unsur tradisional dan modern. Hasilnya, penampilan musik menjadi lebih segar dan mampu menarik minat penonton muda.
Langkah ini dianggap penting untuk memastikan musik tradisional tetap hidup di tengah derasnya arus budaya populer. Melalui penampilan di SIMFes, banyak anak muda mulai tertarik mempelajari alat musik daerah dan memahami filosofi di balik setiap nada.
Peran Komunitas dan Generasi Muda
Keberhasilan SIMFes tidak lepas dari dukungan Sawahlunto Youth Movement (SYM), komunitas yang digerakkan oleh anak-anak muda lokal. Mereka menjadi motor utama di balik pelaksanaan acara, mulai dari promosi hingga kegiatan lapangan.
Jeffry Hibatullah menyampaikan apresiasi kepada SYM yang dinilai berhasil menunjukkan kreativitas dan semangat gotong royong. Ia menegaskan, partisipasi anak muda sangat penting untuk menjaga keberlanjutan festival dan regenerasi pelaku seni di masa depan.
Melalui keterlibatan komunitas, festival ini terasa lebih inklusif dan dinamis. Banyak ide baru lahir dari diskusi bersama antara pemerintah, seniman, dan relawan muda.
Sawahlunto, Kota Warisan Dunia yang Hidup
Penyelenggaraan SIMFes semakin memperkuat posisi Sawahlunto sebagai kota warisan dunia yang dinamis dan kreatif. Festival ini menjadi simbol perpaduan antara sejarah, budaya, dan inovasi modern.
Pemerintah Kota Sawahlunto berkomitmen menjadikan SIMFes sebagai agenda tahunan berkelanjutan. Ke depan, kegiatan ini akan diperluas dengan kolaborasi internasional, lokakarya lintas budaya, dan promosi digital untuk menarik wisatawan global.
Jeffry Hibatullah menegaskan bahwa festival ini tidak hanya untuk hiburan, tetapi juga bentuk investasi budaya jangka panjang. Ia berharap SIMFes terus menjadi jembatan antara generasi muda dan akar tradisi Minangkabau.
Menghidupkan Musik, Menggerakkan Ekonomi
Melalui SIMFes, Sawahlunto membuktikan bahwa musik bisa menjadi sarana edukasi sekaligus pendorong ekonomi kreatif. Kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan pelaku usaha kecil menunjukkan bahwa seni dan ekonomi dapat berjalan beriringan.
Festival ini kini menjadi contoh bagaimana sebuah kota kecil bisa menembus panggung nasional dengan mengandalkan kekuatan budaya dan kreativitas warganya. Dengan semangat kolaboratif yang terus dijaga, SIMFes Sawahlunto diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam mengembangkan seni dan ekonomi kreatif berbasis budaya.

Cek Juga Artikel Dari Platform faktagosip.web.id
