musicpromote.online Perkembangan musik modern yang begitu pesat membuat banyak musik tradisi perlahan tersisih dari perhatian generasi muda. Genre pop, elektronik, hingga musik global mendominasi ruang dengar anak-anak muda, sementara musik daerah sering dianggap kuno dan tidak relevan dengan zaman. Fenomena ini juga terjadi di Riau, sebuah daerah dengan kekayaan budaya Melayu yang kuat namun perlahan jarang disentuh oleh generasi mudanya sendiri.
Di tengah kondisi tersebut, muncul kegelisahan dari para pelaku seni yang melihat jarak semakin lebar antara generasi muda dan akar budayanya. Musik Melayu yang sarat nilai, sejarah, dan identitas mulai kehilangan ruang di tengah hiruk pikuk industri musik modern. Dari kegelisahan inilah lahir upaya untuk menghadirkan kembali musik tradisi dengan pendekatan yang lebih segar dan relevan.
Riau Rhythm sebagai Ruang Ekspresi Baru
Riau Rhythm hadir sebagai salah satu inisiatif kreatif yang berupaya menjawab tantangan tersebut. Kelompok ini tidak sekadar memainkan musik Melayu secara konvensional, tetapi mencoba meramu ulang unsur tradisi dengan sentuhan modern. Tujuannya sederhana namun bermakna: membuat musik Melayu kembali dekat dengan generasi muda.
Melalui aransemen yang lebih dinamis, Riau Rhythm ingin menunjukkan bahwa musik tradisi tidak harus terjebak dalam format lama. Tradisi justru bisa menjadi sumber inspirasi yang kaya jika diolah dengan pendekatan kreatif dan terbuka terhadap perkembangan zaman.
Pandangan Rino Dezapaty tentang Identitas Budaya
Salah satu sosok penting di balik gerakan ini adalah Rino Dezapaty. Sebagai anggota Riau Rhythm sekaligus figur yang aktif di ekosistem kreatif Riau, Rino melihat musik sebagai medium strategis untuk membangun identitas daerah. Ia tumbuh dalam lingkungan yang menyadari bahwa Riau lebih sering dikenal karena kekayaan alamnya dibandingkan kebudayaannya.
Menurut Rino, kondisi tersebut menciptakan ruang kosong dalam narasi tentang Riau. Seni dan budaya belum sepenuhnya mendapat tempat sebagai identitas yang dibanggakan. Dari sinilah muncul keinginan untuk menjadikan musik Melayu sebagai salah satu wajah Riau yang bisa dikenal lebih luas.
Minimnya Infrastruktur Seni di Masa Lalu
Pada masa awal perjalanan Rino di dunia seni, infrastruktur kesenian di daerah masih sangat terbatas. Institusi pendidikan seni belum berkembang pesat, dan ruang ekspresi bagi seniman lokal terbilang minim. Kondisi ini membuat banyak potensi seni daerah tidak tersalurkan secara optimal.
Namun keterbatasan tersebut justru memicu semangat untuk bergerak secara mandiri. Rino dan rekan-rekannya percaya bahwa perubahan tidak selalu harus menunggu fasilitas lengkap. Dengan kreativitas dan kolaborasi, seni tetap bisa tumbuh dan menemukan jalannya sendiri.
Pendekatan Kolaboratif untuk Menarik Anak Muda
Riau Rhythm mengedepankan pendekatan kolaboratif dalam memperkenalkan musik Melayu. Mereka terbuka untuk bekerja sama dengan musisi lintas genre, komunitas kreatif, hingga ruang-ruang anak muda. Pendekatan ini dilakukan agar musik Melayu tidak terkesan eksklusif atau hanya milik kelompok tertentu.
Dengan kolaborasi, musik tradisi dapat masuk ke berbagai ruang baru, mulai dari panggung komunitas hingga platform digital. Anak muda yang sebelumnya tidak akrab dengan musik Melayu pun dapat mengenalnya melalui pendekatan yang lebih santai dan relevan dengan keseharian mereka.
Musik sebagai Alat Edukasi Budaya
Bagi Riau Rhythm, musik bukan hanya soal hiburan, tetapi juga sarana edukasi budaya. Melalui lirik, ritme, dan instrumen tradisional, mereka menyisipkan nilai-nilai Melayu yang kaya akan makna. Tanpa harus menggurui, musik menjadi medium yang efektif untuk mengenalkan sejarah dan filosofi budaya kepada generasi muda.
Pendekatan ini dinilai lebih mudah diterima dibandingkan metode edukasi formal. Musik memungkinkan pesan budaya disampaikan secara emosional dan personal, sehingga lebih membekas di ingatan pendengarnya.
Peran Ekosistem Kreatif Daerah
Keberadaan ekosistem kreatif seperti Riau Creative Hub turut mendukung gerakan ini. Ruang kreatif menjadi tempat bertemunya ide, kolaborasi, dan inovasi lintas subsektor. Dalam ekosistem ini, musik tradisi mendapatkan kesempatan untuk berkembang berdampingan dengan karya-karya modern.
Sinergi antara komunitas, pelaku seni, dan ruang kreatif dinilai penting untuk memastikan keberlanjutan gerakan budaya. Tanpa dukungan ekosistem yang sehat, upaya pelestarian budaya akan sulit bertahan dalam jangka panjang.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meski telah menunjukkan perkembangan positif, tantangan tetap ada. Perubahan selera pasar, keterbatasan pendanaan, dan dominasi musik populer menjadi tantangan yang harus dihadapi. Namun Riau Rhythm memilih untuk melihat tantangan tersebut sebagai bagian dari proses.
Harapannya, semakin banyak anak muda yang berani menggali dan mengolah budaya lokal sebagai sumber kreativitas. Dengan demikian, musik Melayu tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang sebagai bagian dari identitas budaya yang hidup dan relevan.
Kesimpulan: Tradisi dan Modernitas Bisa Berjalan Bersama
Kisah Riau Rhythm menunjukkan bahwa tradisi dan modernitas tidak harus saling meniadakan. Dengan pendekatan kreatif, musik Melayu justru bisa menemukan ruang baru di hati generasi muda. Upaya ini bukan sekadar melestarikan budaya, tetapi juga membangun kebanggaan terhadap identitas daerah.
Melalui musik, Riau Rhythm membuktikan bahwa budaya lokal memiliki potensi besar untuk terus hidup dan berkembang. Selama ada generasi yang mau merawat dan mengolahnya, musik Melayu akan tetap berdetak di tengah dinamika zaman.

Cek Juga Artikel Dari Platform baliutama.web.id
