musicpromote – Penyanyi senior Ari Lasso kembali menjadi sorotan setelah melontarkan keluhan terkait royalti yang ia terima dari lembaga manajemen kolektif. Ia mengaku kecewa karena jumlah yang diterima tidak sebanding dengan popularitas serta pemutaran lagunya di berbagai platform. Menanggapi hal tersebut, Wahana Musik Indonesia (WAMI) memberikan klarifikasi terkait mekanisme distribusi royalti yang kerap dipertanyakan para musisi.
Keluhan Ari Lasso Jadi Sorotan Publik
Dalam sebuah wawancara, Ari Lasso menyebut dirinya merasa “gondok” karena nominal royalti yang diterima hanya puluhan juta rupiah. Padahal, ia menilai lagu-lagu yang ia nyanyikan masih sering diputar di berbagai acara, media, hingga platform digital. Pernyataan ini sontak mengundang perhatian publik dan musisi lain, yang sebagian juga pernah melontarkan kritik serupa. Keluhan Ari Lasso dianggap mewakili keresahan banyak penyanyi senior di industri musik Indonesia.
Penjelasan Resmi dari WAMI
Menanggapi kritik tersebut, pihak WAMI akhirnya buka suara. Mereka menjelaskan bahwa sistem pembagian royalti diatur berdasarkan data pemutaran yang tercatat dari berbagai kanal resmi. Menurut WAMI, angka yang diterima Ari Lasso sudah sesuai dengan proporsi pemutaran lagunya dibandingkan dengan artis lain. Mereka juga menekankan bahwa transparansi data menjadi kunci, sehingga musisi dapat mengetahui asal-usul setiap rupiah yang mereka terima. Namun, perbedaan persepsi antara musisi dan lembaga sering kali menimbulkan polemik.
Polemik Lama soal Royalti Musisi
Masalah royalti bukanlah isu baru di dunia musik Indonesia. Banyak musisi menilai sistem pencatatan dan distribusi masih belum sepenuhnya adil, terutama terkait pemutaran di ruang publik seperti kafe, hotel, dan pusat perbelanjaan. Sementara itu, lembaga manajemen kolektif berpendapat mereka sudah berusaha maksimal menghimpun data dari pengguna musik. Polemik ini akhirnya membuka kembali diskusi tentang pentingnya sistem digital yang lebih akurat agar tidak ada musisi yang merasa dirugikan.
Dukungan dan Kritik dari Sesama Musisi
Keluhan Ari Lasso mendapat respons beragam dari sesama musisi. Beberapa mendukung dan mengaku mengalami hal serupa, sementara yang lain menilai sistem yang ada memang sudah sesuai regulasi. Ada pula yang menyarankan agar musisi lebih aktif memantau distribusi hak mereka dan terlibat dalam pembaruan sistem. Diskusi ini semakin ramai diperbincangkan di media sosial, hingga menarik perhatian publik yang sebelumnya kurang memahami kompleksitas persoalan royalti. Isu ini pun menyeret nama berbagai tokoh musik untuk ikut memberikan pandangan.
Harapan Perbaikan Sistem Royalti
Meski terjadi perbedaan pendapat, baik Ari Lasso maupun WAMI sepakat bahwa sistem royalti perlu diperbaiki agar lebih transparan dan adil. Dengan perkembangan teknologi, diharapkan ke depan pencatatan pemutaran musik bisa dilakukan secara otomatis dan real-time. Hal ini akan meminimalisir kesalahpahaman sekaligus meningkatkan kepercayaan musisi terhadap lembaga manajemen kolektif. Publik juga berharap perdebatan ini dapat melahirkan solusi konkret, bukan sekadar polemik berkepanjangan. Sama halnya dengan dunia industri lain yang terus beradaptasi, termasuk sektor otomotif yang kini mengandalkan platform seperti bengkelpintar untuk efisiensi, industri musik pun perlu bergerak ke arah modernisasi agar hak-hak musisi lebih terjamin.
