musicpromote.online Suara distorsi gitar dan gebukan drum kembali menggema di Outdoor Stage Malang Creative Center (MCC).
Setelah sempat vakum, Mbois Noise Fest kembali hadir dengan energi penuh, mengusung tema “Musik keras tapi berkelas, underground tapi tetep mbois.”
Festival ini menjadi bagian dari Festival Mbois 10 (FMX) dan Indonesia Creative Cities Festival (ICCF), yang tahun ini mengangkat semangat Nusantaraya.
Kehadirannya disambut antusias oleh para penggemar musik cadas dari berbagai penjuru kota.
Selama tiga hari berturut-turut, panggung Mbois Noise dipenuhi dentuman musik metal, punk, hardcore, dan berbagai turunan musik keras lainnya.
Puluhan band lintas generasi tampil energik tanpa kehilangan karakter khas: keras, disiplin, namun tetap menjunjung etika bermusik.
Perayaan Skena Underground Malang
Kota Malang dikenal sebagai salah satu pusat musik underground paling aktif di Indonesia.
Dari era 1990-an hingga kini, kota ini telah melahirkan banyak band legendaris yang mengharumkan nama skena lokal di tingkat nasional.
Melalui Mbois Noise Fest, komunitas underground di Malang kembali menunjukkan eksistensinya.
Festival ini bukan sekadar konser, melainkan ruang silaturahmi bagi para musisi, penikmat musik, dan komunitas kreatif yang terus menjaga semangat independen.
“Skena underground adalah salah satu yang paling solid dan berwarna di Indonesia. Acara kolektif seperti ini perlu terus ada agar masyarakat tahu bahwa musik keras juga punya nilai seni dan etika,” ujar Mary Jona, salah satu pendiri Mbois Noise sekaligus perwakilan Malang Creative Fusion (MCF).
Menurutnya, festival seperti ini adalah bukti bahwa musik keras bisa diterima semua kalangan jika dikemas dengan baik dan tetap menjunjung profesionalitas.
Kolaborasi Komunitas dan Seniman Lokal
Salah satu keunikan Mbois Noise Fest tahun ini adalah kolaborasi lintas komunitas.
Tak hanya menampilkan band-band metal, festival ini juga menggandeng seniman visual, pembuat film pendek, hingga perajin merchandise lokal.
Beberapa stan di area MCC menampilkan karya seni seperti poster hand-drawn, custom guitar, hingga lukisan bertema industrial dan gothic.
Setiap pengunjung bisa berinteraksi langsung dengan seniman, membeli karya mereka, atau sekadar berdiskusi tentang perkembangan budaya alternatif di Indonesia.
“Kolaborasi lintas bidang ini penting. Musik keras bukan hanya soal suara, tapi juga soal gaya hidup, ekspresi, dan nilai kebersamaan,” kata Mary.
Festival ini juga menjadi ruang bagi pelaku industri kreatif muda untuk memamerkan karya mereka.
Banyak anak muda Malang yang terlibat dalam produksi panggung, tata cahaya, hingga desain promosi acara.
Panggung Energi dan Kedisiplinan
Dari sore hingga malam hari, setiap penampilan di panggung Mbois Noise Fest selalu dipenuhi energi luar biasa.
Band-band yang tampil tidak hanya menonjolkan kekerasan musik, tetapi juga ketepatan ritme dan pesan yang kuat.
Beberapa band senior seperti Death Vomit, Burgerkill, dan Purgatory menjadi penampil utama yang paling ditunggu.
Mereka tampil memukau, membuktikan bahwa usia bukan halangan untuk tetap relevan di dunia musik keras.
Selain itu, ada pula band-band muda seperti Krobar, Altar Ego, dan Gashkill yang membawa warna baru dalam skena metal lokal.
Kehadiran mereka menjadi simbol regenerasi, menandakan bahwa semangat musik underground masih menyala di kota pelajar ini.
Panitia memastikan semua penampilan berjalan dengan tertib.
Meski penuh energi, suasana tetap aman dan terkendali berkat koordinasi yang baik antara panitia, penonton, dan aparat keamanan setempat.
Etika dan Profesionalisme dalam Skena Metal
Hal yang paling menonjol dari festival ini adalah penerapan etika bermusik yang kuat.
Setiap band tampil tepat waktu, menjaga kebersihan area panggung, dan menghormati kru yang bekerja di balik layar.
Menurut Mary Jona, hal ini adalah bagian dari misi Mbois Noise Fest untuk mengubah stigma negatif terhadap musik keras.
“Orang sering salah paham. Mereka pikir musik keras identik dengan kekacauan. Padahal, kami justru mengajarkan disiplin, solidaritas, dan tanggung jawab,” ujarnya.
Pernyataan itu diamini oleh banyak penonton yang hadir.
Mereka menganggap festival ini bukan hanya hiburan, tetapi juga pembuktian bahwa komunitas underground mampu menggelar acara besar dengan tertib dan profesional.
Dukungan Pemerintah dan Dunia Kreatif
Mbois Noise Fest juga mendapat dukungan dari berbagai lembaga kreatif dan pemerintah daerah.
Malang Creative Center (MCC) bersama Kota Malang Creative Fusion (MCF) berperan besar dalam menyediakan fasilitas serta dukungan logistik.
Pihak pemerintah kota menilai acara ini sebagai wujud nyata bahwa musik bisa menjadi bagian dari ekosistem ekonomi kreatif.
Selain menumbuhkan industri hiburan, festival ini juga menggerakkan sektor UMKM seperti kuliner, merchandise, dan pariwisata lokal.
“Malang sudah lama dikenal sebagai kota kreatif. Acara seperti ini membuktikan bahwa potensi musik bisa mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” kata salah satu perwakilan dinas kebudayaan setempat.
Semangat Mbois: Dari Lokal ke Nasional
Bagi para penyelenggara, Mbois Noise Fest bukan hanya tentang konser musik.
Lebih dari itu, acara ini adalah simbol semangat untuk terus membangun jembatan antara musik lokal dan industri nasional.
Rencananya, setelah sukses tahun ini, Mbois Noise akan menggelar tur ke beberapa kota besar di Indonesia.
Langkah ini diharapkan bisa memperluas jaringan komunitas musik cadas sekaligus memperkenalkan semangat “Mbois” ke seluruh penjuru negeri.
“Musik keras itu ekspresi, bukan sekadar suara bising. Kami ingin tunjukkan bahwa dari Malang, kita bisa menampilkan musik yang bermakna dan berkelas,” tegas Mary di akhir wawancara.
Kesimpulan: Musik Keras yang Tetap Elegan
Kembalinya Mbois Noise Fest menjadi bukti bahwa musik keras tetap memiliki tempat di hati penggemarnya.
Dengan semangat kolaborasi, disiplin, dan profesionalisme, festival ini berhasil mengubah persepsi publik bahwa musik metal dan underground bisa tampil dengan estetika tinggi.
Di tengah arus budaya populer yang seragam, Mbois Noise Fest menjadi pengingat bahwa keberagaman ekspresi adalah kekuatan utama dunia kreatif Indonesia.
Dari Malang, musik keras kembali bergema — bukan hanya dengan volume tinggi, tetapi juga dengan makna yang dalam dan sikap yang “tetap mbois.

Cek Juga Artikel Dari Platform liburanyuk.org
