musicpromote.online Industri musik Indonesia terus bergerak menuju era digital yang lebih terbuka dan transparan. Salah satu langkah nyata datang dari kolaborasi antara Radio Republik Indonesia (RRI) dan platform musik digital Nadabumi, lewat program inovatif bertajuk “Music Preneur”. Program ini menjadi wadah bagi para musisi lokal dari berbagai daerah untuk memperoleh akses terhadap hak royalti yang lebih adil.
Hingga kini, tercatat 370 karya lagu telah berhasil terkumpul melalui program tersebut. Angka ini menunjukkan betapa besar antusiasme para musisi di seluruh Indonesia untuk bergabung dalam sistem yang memberikan kejelasan dan perlindungan atas karya cipta mereka.
Musik Lokal Jadi Sumber Ekonomi Kreatif
Program Music Preneur tidak hanya berfokus pada pengumpulan karya, tetapi juga membangun kesadaran bahwa musik lokal bisa menjadi sumber ekonomi yang nyata. Melalui sistem digital yang dikembangkan bersama Nadabumi, musisi kini dapat memantau performa lagu mereka secara langsung. Semua data mengenai pendapatan dan pemutaran karya disajikan secara transparan melalui dashboard pribadi.
Hal ini disampaikan oleh Chief Executive Officer (CEO) Nadabumi, Rio Rinaldo, yang menegaskan bahwa tujuan utama program ini adalah menghapus hambatan geografis yang selama ini membatasi musisi daerah. “Teman-teman di daerah itu kan tidak mungkin selalu datang ke Jakarta. Dengan sistem ini, mereka bisa memantau penghasilan dari rumah, cukup lewat dashboard sendiri,” jelas Rio.
Konsep tersebut menjadi terobosan penting karena selama ini, akses terhadap manajemen royalti sering kali hanya bisa dinikmati musisi besar yang berdomisili di kota-kota besar. Melalui Music Preneur, RRI dan Nadabumi membuka peluang yang sama bagi musisi dari Sabang hingga Merauke untuk mendapatkan haknya secara adil.
Sistem Transparan dan Terukur
Program ini dirancang untuk menjawab keluhan lama para musisi terkait ketidakjelasan sistem royalti di Indonesia. Banyak musisi mengeluh karena karya mereka digunakan di berbagai media, namun hasilnya tidak pernah sampai ke tangan penciptanya. Dengan adanya platform Nadabumi, setiap karya yang terdaftar akan memiliki jejak digital yang terukur — mulai dari jumlah pemutaran, lokasi distribusi, hingga estimasi pendapatan yang bisa dicek langsung oleh pencipta lagu.
RRI, sebagai lembaga penyiaran nasional, berperan penting dalam memperluas jangkauan karya para musisi tersebut. Lagu-lagu yang terkumpul akan disiarkan di berbagai kanal RRI, sekaligus dipromosikan melalui platform digital agar bisa menjangkau audiens yang lebih luas.
Kolaborasi RRI dan Nadabumi: Jembatan Antara Kreativitas dan Teknologi
Kolaborasi antara RRI dan Nadabumi dalam program ini menjadi contoh nyata bagaimana media publik dan teknologi digital bisa bersinergi untuk memberdayakan industri musik nasional. RRI, yang selama ini menjadi bagian dari perjalanan musik Indonesia, kini hadir dengan pendekatan baru yang lebih modern.
Sementara itu, Nadabumi membawa sistem digital yang mampu mencatat aktivitas musik secara real-time. Dengan teknologi ini, musisi tidak lagi bergantung pada pihak ketiga untuk mengetahui data pemutaran lagu mereka. Semua informasi bisa diakses kapan pun dan di mana pun, tanpa batas jarak.
Podcast Kopi Babel, yang turut mengulas program ini, memperlihatkan bagaimana konsep “Music Preneur” membuka jalan bagi musisi daerah untuk mengubah karya mereka menjadi aset ekonomi. Dalam salah satu episodenya, pembawa acara Rara menanyakan bagaimana sistem ini bisa membuat musik lokal menjadi sumber ekonomi kreatif. Rio menjawab lugas, bahwa kuncinya ada pada transparansi dan teknologi.
Membangun Ekosistem Musik yang Adil
Keberhasilan awal program ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antar-lembaga mampu menghasilkan dampak nyata. Dengan ratusan karya yang sudah terkumpul, program “Music Preneur” kini mulai membentuk ekosistem musik yang sehat dan terukur.
Musisi tidak hanya menciptakan lagu, tetapi juga belajar memahami aspek bisnis di balik industri musik. Program ini mendorong mereka untuk berpikir sebagai pelaku ekonomi kreatif, bukan sekadar seniman. Setiap lagu yang dihasilkan memiliki nilai ekonomi yang bisa dikelola secara profesional.
Selain itu, sistem ini juga mendidik musisi muda agar memahami pentingnya hak cipta. Dengan pendaftaran resmi dan pelacakan digital, karya mereka terlindungi dari penyalahgunaan. Hal ini menjadi langkah besar dalam membangun budaya menghargai karya di tanah air.
Potensi Besar Musik Daerah
Salah satu dampak positif dari program ini adalah meningkatnya visibilitas musik daerah. Lagu-lagu dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua kini bisa terdengar di seluruh Indonesia bahkan berpotensi menembus pasar internasional.
Musik lokal yang sebelumnya hanya dikenal di komunitas kecil kini mendapat ruang lebih besar berkat sistem distribusi digital. Dengan dukungan RRI dan Nadabumi, karya musisi daerah tidak lagi terpinggirkan. Mereka punya kesempatan yang sama untuk tumbuh dan dikenal luas.
Penutup: Musik Lokal, Energi Baru untuk Ekonomi Kreatif
Keberhasilan mengumpulkan 370 lagu hanyalah awal dari perjalanan panjang menuju kemandirian industri musik nasional. Melalui Music Preneur, RRI dan Nadabumi tidak hanya mengubah cara distribusi karya, tetapi juga cara berpikir para musisi.
Kini, musik lokal bukan sekadar hiburan, tetapi juga sumber ekonomi yang berkelanjutan. Transparansi sistem, kejelasan royalti, dan dukungan teknologi menjadikan musisi daerah lebih percaya diri untuk berkarya.
Program ini menjadi tonggak penting dalam sejarah musik Indonesia: bukti bahwa ketika kreativitas dipadukan dengan teknologi, keadilan dan kesejahteraan bagi musisi bukan lagi mimpi, melainkan kenyataan yang sedang terwujud.

Cek Juga Artikel Dari Platform beritapembangunan.web.id
