musicpromote.online Gelombang energi dan kegembiraan terasa sejak siang hari ketika festival musik Synchronize Fest resmi dibuka di kawasan Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta. Festival yang selalu dinanti pencinta musik tanah air ini kembali menghadirkan atmosfer semarak dengan panggung megah, tata cahaya memukau, dan penampilan musisi lintas generasi.
Gerbang utama mulai dipadati ribuan penonton yang datang dari berbagai daerah. Mereka berbaris rapi, sebagian mengenakan pakaian bernuansa vintage, sebagian lainnya tampil nyentrik dengan atribut khas komunitas musik masing-masing. Begitu pintu dibuka, suasana langsung bergemuruh oleh teriakan antusias para pengunjung yang tak sabar menikmati rangkaian penampilan di hari pertama.
Festival Musik dengan 12 Panggung dan 147 Penampil
Tahun ini, Synchronize Fest menghadirkan 147 penampil di 12 panggung berbeda, masing-masing menawarkan kurasi musik yang unik. Mulai dari panggung utama yang megah hingga area kecil berkonsep eksperimental, setiap sudut menampilkan warna musik yang berbeda.
Dari musik pop, rock, reggae, jazz, hip-hop, hingga dangdut, semuanya mendapat tempat di festival ini. Inilah salah satu kekuatan utama Synchronize Fest—kemampuannya menyatukan berbagai selera dalam satu ruang yang egaliter.
“Di sini, semua genre punya panggung. Tidak ada batas antara musik populer dan musik alternatif. Semuanya dirayakan bersama,” ujar salah satu pengunjung sambil beristirahat di area kuliner.
Aksi Panggung yang Bikin Bergemuruh
Begitu sore menjelang, panggung utama mulai mengguncang. Salah satu band pembuka tampil dengan energi penuh, mengajak ribuan penonton melompat dan bernyanyi bersama. Suara tepuk tangan dan sorakan menggema, menciptakan suasana yang sulit dilupakan.
Di sisi lain, panggung akustik menghadirkan suasana lebih intim. Para penikmat musik duduk bersila di atas rumput, menikmati lantunan lagu yang lembut di bawah cahaya senja. Beberapa musisi muda tampil membawakan lagu ciptaan sendiri yang penuh makna, sementara penonton memberikan dukungan dengan tepuk tangan hangat.
Ketika malam tiba, suasana semakin memanas. Lampu sorot menari di udara, asap tipis menyelimuti panggung, dan dentuman bass mengguncang dada. Beberapa nama besar seperti musisi legendaris era 2000-an hingga artis muda yang sedang naik daun tampil silih berganti, menampilkan kolaborasi lintas generasi yang spektakuler.
Lebih dari Sekadar Festival Musik
Synchronize Fest bukan hanya tentang konser. Lebih dari itu, acara ini adalah perayaan budaya populer Indonesia. Di area pameran, pengunjung bisa menemukan stan merchandise, koleksi piringan hitam, zine, serta instalasi seni interaktif yang mengajak pengunjung untuk berpartisipasi.
Di sudut lain, area kuliner menawarkan ragam makanan lokal yang menggoda. Aroma sate, kopi, dan makanan tradisional memenuhi udara, membuat suasana terasa seperti pesta rakyat modern. Para penonton tampak menikmati hidangan sambil berbincang santai, menunggu giliran artis favorit mereka tampil.
Tidak hanya itu, festival ini juga menjadi ajang nostalgia. Beberapa band yang sempat vakum kembali tampil khusus untuk festival ini, membawakan lagu-lagu yang dulu pernah hits dan kini dinyanyikan kembali oleh generasi baru.
“Rasanya luar biasa bisa menyaksikan band yang dulu jadi idola masa sekolah tampil lagi. Anak saya bahkan ikut nyanyi,” ujar seorang penonton yang datang bersama keluarganya.
Panggung Lintas Generasi: Musik untuk Semua
Salah satu momen paling berkesan di hari pertama adalah kolaborasi antara musisi senior dan musisi muda di satu panggung. Pertunjukan ini menggambarkan esensi sejati Synchronize Fest: menyatukan lintas generasi melalui musik.
Para penonton yang terdiri dari berbagai usia tampak menikmati suasana tanpa sekat. Di antara kerumunan, terlihat anak muda menari, orang tua bernyanyi, dan anak-anak berlarian gembira. Semua menyatu dalam irama yang sama.
Pesan Lingkungan dan Solidaritas
Selain hiburan, Synchronize Fest juga mengusung pesan penting tentang keberlanjutan dan solidaritas sosial. Panitia menyediakan tempat pengumpulan sampah daur ulang serta mendorong penggunaan tumbler dan peralatan ramah lingkungan.
Beberapa komunitas sosial juga hadir untuk mengkampanyekan kesadaran lingkungan, kesetaraan, dan dukungan terhadap pelaku kreatif lokal. Di sela-sela penampilan musik, penonton diajak untuk berdonasi melalui program “Musik untuk Semua” yang hasilnya disalurkan ke pelaku industri kreatif terdampak pandemi.
Antusiasme yang Tak Surut Hingga Malam
Menjelang tengah malam, ribuan penonton masih bertahan di area festival. Lampu-lampu panggung berpendar indah, menciptakan lautan warna di langit Kemayoran. Para pengunjung bertepuk tangan serentak saat penampil terakhir menutup malam dengan lagu penuh energi dan pesan persatuan.
Synchronize Fest hari pertama berakhir dengan sukses besar. Suasana bahagia terlihat di wajah setiap orang yang hadir, dari pengunjung, kru, hingga para artis yang merasa bangga menjadi bagian dari festival musik terbesar di Indonesia ini.
Kesimpulan: Pesta Musik Tanpa Batas
Synchronize Fest membuktikan bahwa musik bisa menjadi jembatan yang menghubungkan semua kalangan. Di tengah hiruk pikuk kota, festival ini menjadi ruang pertemuan bagi pecinta musik dari berbagai generasi, budaya, dan latar belakang.
Hari pertama ditutup dengan penuh sukacita, dan semua yang hadir sudah tak sabar menantikan kejutan di hari-hari berikutnya. Bagi banyak orang, Synchronize Fest bukan sekadar acara musik—melainkan perayaan keberagaman, kebersamaan, dan cinta terhadap karya anak bangsa.

Cek Juga Artikel Dari Platform marihidupsehat.web.id
