musicpromote.online Fenomena sound horeg yang identik dengan musik keras dan dentuman bass ternyata tidak hanya digemari kalangan dewasa.
Di Desa Klotok, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, warga justru mengubah konsep hiburan itu menjadi lebih ramah anak.
Di dusun kecil bernama Dolok, mereka membuat versi mini dari sound horeg lengkap dengan lampu kelap-kelip, panggung mini, dan musik DJ anak-anak.
Inovasi ini berawal dari hobi warga yang gemar mengikuti acara karnaval dan pawai.
Biasanya, sound horeg digunakan dalam kegiatan malam hari sebagai hiburan warga.
Namun, karena banyak anak-anak ikut menonton dan penasaran dengan alatnya, beberapa pemuda desa berinisiatif membuat versi mini yang aman untuk dimainkan anak-anak.
Kini, miniatur sound horeg itu menjadi hiburan lokal yang ramai setiap sore.
Anak-anak berkumpul di jalanan desa sambil memainkan alat pengeras suara mini yang dirangkai rapi dengan speaker kecil, power amplifier, serta lampu LED warna-warni.
Hiburan Sederhana yang Bikin Warga Kompak
Menurut warga setempat, miniatur sound horeg dibuat secara gotong royong.
Beberapa pemuda mengumpulkan bahan bekas seperti kayu, kabel, dan baterai untuk merakit alatnya.
Meski sederhana, hasilnya mampu memikat perhatian anak-anak dan warga sekitar.
“Awalnya cuma iseng buat hiburan anak-anak, biar mereka nggak main HP terus,” kata Rahman, salah satu warga yang terlibat merakit.
Ia menjelaskan bahwa peralatan itu bisa dioperasikan menggunakan daya baterai kecil dan aman digunakan di luar ruangan.
Suasana semakin meriah saat malam tiba.
Lampu warna-warni yang menempel di speaker mini berkedip mengikuti irama musik.
Beberapa anak tampak berjoget sambil tertawa gembira, meniru gaya penampilan DJ yang mereka lihat di media sosial.
Warga dewasa ikut menikmati suasana itu.
Mereka menilai hiburan seperti ini lebih sehat dan positif dibanding anak-anak menghabiskan waktu di warung internet atau bermain game online sepanjang hari.
Dari Hobi Jadi Kreativitas Lokal
Fenomena sound horeg mini ini ternyata berkembang cepat.
Banyak warga dari desa lain datang untuk melihat atau memesan miniatur serupa.
Beberapa pemuda bahkan mulai menjual hasil rakitan mereka dengan harga yang cukup terjangkau.
“Sekarang sudah ada yang pesan dari luar kecamatan.
Kita buat dari bahan bekas tapi hasilnya kuat dan bisa nyala sampai dua jam,” kata Rahman sambil menunjukkan alat rakitannya.
Tidak hanya menjadi hiburan, kegiatan ini juga membuka peluang ekonomi baru.
Beberapa remaja di Dolok kini mengembangkan usaha kecil dengan membuat speaker mini custom, lampu LED portabel, hingga aksesoris panggung mini.
Pemerintah desa pun memberikan dukungan dengan menyediakan area kecil di balai dusun sebagai tempat bermain dan berlatih musik.
Langkah itu dilakukan agar kegiatan positif ini terus berkembang dan tidak mengganggu aktivitas warga lain.
Suara Bising, Tapi Tidak Ganggu
Meskipun mengusung konsep “sound horeg,” versi mini ini jauh lebih aman dan tidak menimbulkan kebisingan berlebihan.
Suara yang dihasilkan cukup keras untuk hiburan anak-anak, tapi tidak sampai mengganggu lingkungan sekitar.
“Kalau malam, paling main sampai jam delapan.
Setelah itu dimatikan, jadi nggak ganggu orang istirahat,” jelas Sutrisno, Ketua RT setempat.
Ia menilai kegiatan ini bisa menjadi wadah kreatif bagi anak-anak desa sekaligus mempererat hubungan sosial antarwarga.
Selain itu, kegiatan tersebut juga mengurangi potensi kenakalan remaja di lingkungan sekitar.
Alih-alih nongkrong tanpa arah, para pemuda kini sibuk memperbaiki dan menambah fitur di sound horeg mini milik mereka.
Musik DJ Jadi Daya Tarik
Salah satu hal yang membuat hiburan ini digemari anak-anak adalah kehadiran musik DJ yang dimainkan lewat ponsel.
Mereka memutar lagu-lagu remix populer versi anak-anak dengan tempo cepat dan beat energik.
Beberapa anak bahkan meniru gaya DJ sungguhan dengan memegang headset plastik dan berpura-pura mengatur volume musik.
“Kalau sudah main musik DJ, anak-anak langsung semangat.
Kadang mereka juga ikut lomba sound mini antar gang,” kata Indah, warga sekitar yang rutin menonton kegiatan itu.
Fenomena tersebut akhirnya menjadi tontonan unik di desa.
Setiap sore, warga berdatangan ke jalan utama Dolok untuk menyaksikan parade miniatur sound horeg.
Beberapa pedagang kecil pun ikut berjualan, menambah suasana ramai seperti pasar malam.
Reaksi Positif dari Pemerintah Daerah
Pemerintah Kabupaten Tuban melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menilai kreativitas warga ini patut diapresiasi.
Menurut mereka, hiburan lokal yang muncul dari gotong royong dan inovasi warga harus dipertahankan karena mampu memperkuat identitas budaya daerah.
“Kegiatan seperti ini bisa menjadi contoh bahwa hiburan tidak selalu mahal.
Dengan kreativitas, masyarakat bisa menciptakan keceriaan sendiri tanpa harus bergantung pada event besar,” ujar seorang pejabat dari dinas terkait.
Selain itu, pemerintah juga berencana mendukung kegiatan serupa dengan menyediakan pelatihan dasar elektronik sederhana bagi anak muda desa.
Tujuannya agar mereka bisa mengembangkan keahlian teknis yang berpotensi menjadi modal usaha di masa depan.
Tradisi Baru, Identitas Baru
Kini, miniatur sound horeg di Desa Klotok menjadi ikon baru bagi masyarakat Tuban bagian utara.
Banyak orang datang untuk menonton bahkan mendokumentasikan fenomena unik ini di media sosial.
Video anak-anak memainkan sound mini dengan lampu DJ berkelap-kelip kerap viral karena menampilkan sisi lain dari kehidupan desa yang kreatif dan ceria.
Di balik dentuman musik dan lampu warna-warni, tersimpan nilai kebersamaan dan semangat gotong royong yang kuat.
Warga Dolok telah membuktikan bahwa dari hal sederhana, mereka bisa menciptakan hiburan positif yang mempererat ikatan sosial dan memunculkan kebanggaan baru bagi desanya.

Cek Juga Artikel Dari Platform ngobrol.online
